UKiP Sorong Wakili Indonesia di 6th Asia-Pacific Roots & Shoots Youth Summit 2025 di Taiwan

Tainan, Taiwan 5–6 Desember 2025
Dua orang mahasiswa Universitas Kristen Papua (UKiP) Sorong, Aurel Munira Winsundari dan Antornella Omy Ezra Fenetiruma, terpilih mewakili Indonesia dalam kegiatan 2025 6th Asia-Pacific Roots & Shoots Youth Summit & USR Special Interest Group Forum yang diselenggarakan di Chang Jung Christian University (長榮大學), Tainan, Taiwan.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi pemimpin muda dari berbagai negara untuk berdiskusi, berbagi aksi, dan merancang inisiatif lintas negara terkait keberlanjutan (sustainability), sekaligus meneruskan semangat dan warisan Dr. Jane Goodall tentang harapan melalui aksi nyata.
Summit internasional ini diikuti oleh lebih dari 100 pemimpin muda dari 10 negara, antara lain Taiwan, Haiti, Tanzania, Indonesia, Burundi, Filipina, Jepang, dan negara lainnya.




Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi antara Chang Jung Christian University (長榮大學), Jane Goodall Institute Taiwan (國際珍古德協會台灣) didukung Tim dari National Chung Cheng University, National Pingtung University of Science and Technology, National Cheng Kung University, dan
荒野保護協會(Wilderness Conservation Association, Tainan City Environmental Protection Bureau dan Great South Resource Recycling Co.
Sejumlah akademisi dan praktisi juga hadir, termasuk Lewis Nkenyereye (WARESA / Sejong University) yang membawakan materi mengenai kolaborasi internasional dan aksi sosial lintas negara.


Sebagai perwakilan Indonesia, Mahasiswa UKiP Aurel dan Antornella membawa perspektif unik dari Papua Barat Daya, mulai dari kekayaan keanekaragaman hayati, tantangan sosial-ekonomi, hingga peluang pengembangan ekowisata dan ekonomi lokal berkelanjutan.
Melalui sesi diskusi dan pameran interaktif, mereka berkesempatan:
memperkenalkan konteks lingkungan dan sosial di Papua Barat Daya, belajar dari solusi inovatif berbagai negara, membangun jejaring kolaborasi dengan pemuda dan akademisi internasional
Partisipasi ini sejalan dengan komitmen UKiP untuk mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan (changemakers) dalam isu lingkungan, sosial, dan ekonomi.




Kegiatan diawali dengan pembukaan dan seminar internasional yang mengulas riset dan aksi sosial lintas negara, praktik baik ekowisata dan hubungan kampus–komunitas, social entrepreneurship dan model kolaborasi keberlanjutan.
Selanjutnya, peserta mengikuti “orienteering” dan pameran interaktif, di mana 10 organisasi memamerkan aksi keberlanjutan terkait Zero waste dan pengelolaan sampah, Pertanian dan perikanan berkelanjutan, Isu polusi dan monitoring sungai dan edukasi perempuan dan pemberdayaan komunitas.
Pada hari kedua, peserta diajak menjelajahi area Shalun (沙崙) dan mempelajari sejarah lokal yang dipandu oleh mantan Ketua Datan Village Association, Marthin (黃錫家).
Dalam sesi aksi lingkungan, peserta bersama-sama membuat mural jembatan bertema konservasi, mosaik dari tutup botol daur ulang yang mengangkat sosok Tyto longimembris (burung hantu rumput / 草鴞)
Material plastik yang digunakan bersumber dari lembaga pemerintah dan perusahaan daur ulang, sebagai bentuk edukasi mengenai ekonomi sirkular dan pengurangan sampah.
Kegiatan dilanjutkan dengan perumusan aksi keberlanjutan lintas negara, antara lain kampanye vegetarian sebulan sekali, penguatan pemahaman lintas budaya, pengurangan diskriminasi dan intoleransi, kolaborasi proyek keberlanjutan antarnegara.
Puncak kegiatan ditandai dengan deklarasi bersama “Pledge for the Earth”, di mana seluruh peserta berkomitmen melanjutkan misi Jane Goodall: bertindak bagi bumi dan masa depan bersama.





Setelah forum utama, peserta melakukan kunjungan edukatif ke Desa Baolai, sebuah kawasan rural yang berhasil menggabungkan kearifan lokal dan sejarah desa, food and agriculture education (食農教育), Ekowisata (生態旅遊), pengembangan produk lokal yang telah dipasarkan secara nasional dan internasional serta program pemberdayaan anak dan kelas pengalaman bagi warga dan pengunjung.
Melalui kunjungan ini, mahasiswa UKiP menyaksikan langsung bagaimana komunitas lokal membangun ekonomi berkelanjutan berbasis budaya, ekologi, dan inovasi sebuah pembelajaran yang relevan untuk konteks Papua Barat Daya.
Rektor Universitas Kristen Papua, Sophian Andi, menyampaikan bahwa keikutsertaan mahasiswa UKiP dalam forum internasional seperti ini menjadi langkah penting dalam membangun generasi muda Papua yang berwawasan global namun tetap berpijak pada nilai-nilai lokal.
“Kami bangga karena mahasiswa UKiP dapat membawa suara Papua ke forum internasional. Harapan kami, pengalaman ini tidak hanya berhenti sebagai cerita, tetapi berlanjut menjadi aksi nyata bagi lingkungan, masyarakat, dan masa depan Papua Barat Daya,” ujar Rektor UKiP.
UKiP Sorong akan terus mendorong mahasiswa untuk aktif dalam program internasional dan kolaborasi lintas negara, riset dan inovasi terkait keberlanjutan serta kegiatan yang menghubungkan kampus dengan komunitas lokal dan global.